Apakah kamu orang yang percaya bahwa selama kita pintar, berbakat, dan berusaha keras maka karir kita akan sukses dan cemerlang? Kak Dito selaku Corporate Communication di Shopee Indonesia dulu pun sempat berpikir demikian. Namun sejalannya karir Kak Dito, Kak Dito jadi sadar bahwa ada keterampilan lain yang tidak kalah penting yaitu soft skills!
Penasaran untuk mengetahui sepenting apa soft skills dan bagaimana soft skills dapat berkontribusi besar jika kamu bekerja di company besar dan multinasional seperti Shopee?
Pengertian Soft Skills Versi Kak Dito
Soft skills adalah keterampilan sosial komunikasi dan juga kecerdasan sosial yang berhubungan dengan kemampuan beradaptasi dengan baik di dalam kehidupan maupun dunia kerja.
Intinya, soft skills adalah kemampuan interaksi kita dalam lingkungan, salah satunya adalah lingkungan kerja.
Kenapa Soft Skills Penting?
Kak Dito memaparkan bahwa soft skills menjadi penting dan krusial karena bagaimana kita berkomunikasi dan membawa diri akan sangat memengaruhi dinamika lingkungan kerja. Kamu juga pasti biasanya merasakan ketika saat tugas kuliah dan ada yang kurang dalam berpartisipasi. Dinamika kerja sama kelompok akan jadi berbeda. Sama halnya dengan lingkungan kerja nanti.
Selain itu Kak Dito juga memberikan alasan pentingnya soft skills berdasarkan data dan riset, beberapa di antaranya seperti:
- Studi dari Universitas Harvard, Boston & Michigan Ross menemukan bahwa pekerja yang menerima pelatihan soft skills terbukti 12% lebih produktif dibanding yang tidak menerima pelatihan.
- Sebuah survey dari Linkedin (2019 Global Talent Trends) menemukan bahwa sebanyak 92% HRD menganggap soft skills sama atau lebih penting daripada hard skills.
- Sebuah studi dari McKinsey menemukan bahwa 80% C-level mempertimbangkan soft skills sebagai prioritas yang signifikan.
Nah dengan ini kamu jadi semakin yakin untuk meningkatkan soft skills di samping hard skills kan? Coba kita evaluasi diri, adakah soft skills yang terlewat dan perlu kita kembangkan?
Perbedaan Soft Skills dan Hard Skills
Banyak dari kita yang mungkin masih kebingungan tentang perbedaan antara kedua skills ini. Tenang saja karena Kak Dito sudah membagi 3 perbedaan utama soft skills dan hard skills.
- Nature of Skills (Sifat Keterampilan)
Soft skills cenderung terkait erat dengan karakter dan kemampuan komunikasi seseorang. Ini termasuk kedalam kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik, menempatkan diri, dan membangun hubungan yang kuat dengan orang lain.
Di sisi lain, hard skills lebih bersifat spesifik dan dapat diukur secara lebih konkrit, seperti kemampuan menjahit luka bagi seorang dokter, kemampuan dalam membuat proposal, ataupun membuat website dari rangkaian kode. - Learnability (Hal Pembelajaran)
Soft skills memerlukan latihan berulang dan pengalaman untuk berkembang. Sementara itu, hard skills seringkali lebih terkait dengan pendidikan formal dan pelatihan tertentu, seperti pendidikan seorang dokter untuk menguasai keterampilan medis yang spesifik atau seperti kamu mengikuti bootcamp untuk memperlengkapi kemampuan performance marketing, data analysis hingga coding. - Transferability
Dalam hal transferabilitas, soft skills cenderung lebih mudah dipindahkan dari satu pekerjaan atau situasi yang satu ke lainnya. Semakin lama seseorang bekerja dan bertemu banyak orang, semakin baik mereka dalam berkomunikasi dan beradaptasi.
Di sisi lain, hard skills mungkin lebih spesifik untuk pekerjaan atau industri tertentu sehingga akan lebih sulit untuk melakukan transferabilitas kecuali adanya irisan bidang ilmu. Seperti bagaimana jurusan DKV atau profesi desain grafis, masih bisa melakukan transfer ilmu untuk ke UI/UX designer karena disiplin ilmu desain yang sama.
Dalam dunia kerja, kedua jenis keterampilan ini bersifat saling melengkapi. Hard skills memungkinkan seseorang untuk menjalankan tugas-tugas spesifik atau yang sesuai dengan job description, sementara soft skills membantu mereka dalam berinteraksi dengan rekan kerja atau klien agar tugas itu selesai dengan baik.
Oleh karena itu, kesuksesan di tempat kerja tidak hanya bergantung pada keterampilan teknis semata, tetapi juga soft skills yang baik dengan orang lain. Inilah mengapa dua-duanya harus dikembangkan bersamaan dalam perjalanan karir seseorang.
Tips Membangun Soft Skills di Tempat Kerja
Setelah belajar mengenai definisi dan perbedaan soft skills, saatnya kita belajar bagaimana membangun soft skills di tempat kerja. Berikut ini tips-tips yang Kak Dito punya untuk kita semua:
- Active Listening. Saat berkomunikasi dengan rekan kerja atau klien, berikan perhatian penuh pada mereka. Hindari memotong pembicaraan mereka dan pertahankan kontak mata. Bertanya dengan relevan juga merupakan cara bagus untuk menunjukkan bahwa kamu benar-benar berusaha memahami apa yang sedang mereka sampaikan.
- Public Speaking. Kemampuan untuk menyampaikan ide dan gagasan dengan jelas sangat penting di berbagai jabatan dan industri. Belajar berbicara secara terstruktur dan dengan artikulasi yang baik adalah langkah penting dalam membangun skill ini.
Kak Dito menyemangati kita semua, bahwa skill public speaking adalah suatu kemampuan yang didapatkan dari waktu ke waktu serta dilatih terus menerus. Sehingga jangan putus asa dan terus asah kemampuan yang satu ini. - Empathy and Emotional Intelligence. Sesuatu yang harus kamu tumbuhkan dari waktu ke waktu.
“Emotional intelligence itu salah satu contohnya adalah nggak gampang baper. Atau, kalau misalnya lawan bicara udah mulai emosi, gimana caranya kita tetap mengontrol diri kita, supaya tahu bahwa ya mungkin dia having a bad day. Kita tetap fokus dengan tujuan kita.”
Ini berhubungan juga dengan point selanjutnya. - Stress Management. Selain merespons stres secara positif, penting juga untuk memahami bagaimana bisa tetap resilien dan mampu beradaptasi di bawah tekanan. Ini dapat dicapai dengan teknik manajemen stres seperti perencanaan yang baik dan dukungan sosial.
Bounce back setelah mengalami kritikan atau kegagalan. Kak Dito pun pernah mengalami hal yang sama di early career sehingga bisa menjadi talent yang lebih resilien. - Mentorship. Jangan ragu untuk mencari bimbingan dari rekan atau atasan di tempat kerja. Kamu juga dapat berperan sebagai mentor bagi orang lain karena berbagi pengalaman dan pengetahuan dapat membantu membangun hubungan yang baik dengan rekan kerja dan mencapai tujuan bersama, meskipun memiliki perbedaan kepentingan.
Dari kelas Kak Dito, kita jadi belajar bahwa dalam dunia kerja yang semakin kompleks dan dinamis, pengembangan soft skills seperti mendengarkan aktif, berbicara di depan umum, manajemen stres, mentorship, empati, dan kecerdasan emosional adalah kunci untuk menjadi profesional yang sukses dan berdaya saing.
Dengan berfokus pada pengembangan keterampilan ini, kamu akan lebih mampu beradaptasi dengan perubahan, membangun hubungan yang kuat, dan mencapai kesuksesan dalam karir.
Soft skills bukan hanya tentang apa yang kamu tahu, tetapi juga tentang bagaimana kamu berinteraksi dan berkolaborasi dengan orang lain di lingkungan kerja. Dengan demikian, investasi dalam pengembangan keterampilan ini akan membawa manfaat jangka panjang dalam meraih pencapaian dan kemajuan karir kamu.
Nah, soal ini kamu ga perlu khawatir karena KarirLab adalah teman setia kamu untuk meniti early career yang gemilang. Selalu ikuti setiap aktivitas & job posting di KarirLab ya!